Konseling Realitas

KONSELING REALITAS

(GLASSER)

 

A.      Latar Belakang

 Tokoh dalam teori ini adalah William Glasser. Ia lahir tahun 1925. Ia menjadi insinyur kimia pada usia 19 dan dokter pada usia 28 tahun. Kemudian ia mengikuti latihan psikiatri di Pusat Administrasi Veteran, Los Angles.

Pada tahun 1960 Glasser bekerja sebagai konsultan pendidikan. Ia melihat sekolah sering memberikan sumbangan pada “identitas kegagalan” siswa, dan menurutnya itu  bisa diubah dengan menciptakan suasana belajar yang hidup.

Menjelang tahun 1965, ia menyatakan  keyakinannya bahwa kita semua bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil.

 B.       Pandangan Konseling Realitas Terhadap Hakikat Manusia.

 

Perilaku manusia digerakkan untuk memenuhi kebutuhan, kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan  psikologis.  Kebutuhan  fisiologis  untuk  bertahan  hidup sedangkan kebutuhan psikologis untuk memiliki,  berkuasa,  kebebasan, kesenangan.

Pandangannya Willian Glasser terhadap hakikat manusia adalah:

  1. Bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang tunggal, yang hadir di seluruh kehidupannya, sehingga menyebabkan dia memiliki keunikan dalam kepribadiannnya.
  2. Setiap orang memiliki kemampuan potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai pola-pola tertentu menjadi kemampuan aktual. Karennya dia dapat menjadi seorang individu yang sukses.
  3. Setiap potensi harus diusahakan untuk berkembang dan terapi realitas berusaha membangun anggapan bahwa tiap orang akhirnya menentukan nasibnya sendiri

C.       Konsep Dasar Konseling Realitas

 Ada dua pokok inti dalam konseling realitas yang dijadikan sebagai titik tolak kegiatn pada konseling Realitas dalam menganalisis masalah-masalah klein, antara lain :

1.  ”3 R” (Right, Reality Dan Responbility)

a)      Right : adalah kebenaran dari tingkah laku seseorang dengan standar norma yang berlaku baik itu norma agama, hukum, dan lain-lain.

b)      Reality : adalah kenyataan, yaitu individu bertingkah laku sesuai dengan kenyataan yang ada.

c)      Responbility : adalah bertanggung jawab, yaitu tingkah laku dalam memenuhi kebutuhan dengan menggunakan cara yang tidak merugikan orang lain.

2.  Identitas Keberhasilan (Success Identity) dan Identitas Kegagalan (Failure Identity)

        Dalam proses perkembangan hidup seorang individu, terdapat kecenderungan dalam dirinya untuk menganut suatu perasaan ”success identity” dan ”failure identity”. Tujuan dari konseling realitas adalah agar individu mencapai identitas keberhasilan.

      

 D.      Karakteristik Konseling Realitas

  1. Menolak model medis
  2. Penekanan pada saat sekarang
  3. Mementingkan aspek nilai
  4. Tidak menekankan transferensi
  5. Menekankan pada aspek kesadaran
  6. Menghapus hukuman
  7. Menekankan pada tanggung jawab

 E.        Perkembangan Abnormal (TLSS)

 Apabila individu tidak mampu memenuhi kebutuhannya, ia akan kehilangan hubungan dengan ke-nyataan, persepsinya tentang kenyataan menjadi kacau. Hal ini disebabkan oleh :

  1. Tidak pernah belajar bertingkah laku secara    bertanggung jawab
  2. Kegagalan orangtua, guru dan suasana sekolah   memenuhi kebutuhan cinta anak/siswa
  3. Kegagalan individu memperoleh hubungan baik   dengan orang-orang yang baginya amat penting

 F.        Tujuan konseling

 Tujuan konseling realitas adalah sebagai berikut :

  1. Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
  2. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
  3. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  4. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu untuk mengubahnya sendiri.
  5. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri.

G.      Fungsi dan Peran Konselor

        Tugas dasar konselor adalah melibatkan diri dengan konseli dan kemudian membuatnya untuk menghadapi kenyataan. Yang antara lain sebagai berikut :

  1. Bertindak sebagai pembimbing yang membantu konseli agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis.
  2. Berperan sebagai moralis
  3. Motivator
  4. Sebagai guru
  5. Memberikan kontrak

 

H.      Pengalaman Konseli Dalam Proses Konseling

 Adapun pengalaman yang dapat diperoleh konseli pada konseling realitas adalah :

  1. Konseli memfokusikan diri pada tingkah laku saat ini dengan mengalihkan perasaan dan sikapnya
  2. Konseli menyadari apa yang telah dilakukannya sekarang itulah yang membuatnya menjadi cemas
  3. Konseli melakukan penilaian atau evaluasi atas apa yang telah dilakukannya selama proses konseling
  4. Konseli mengambil keputusan untuk berubah
  5. Konseli membuat rencana-rencana yang spesifik guna mengubah tingkah lakunya
  6. Konseli membuat komitmen untuk melaksanakan rencana yang telah dibuatnya.
  7. Terlibat aktif dalam pelaksanaan kontrak yang telah dibuat.

I.         Hubungan Konselor Dengan Konseli

 Sebelum proses konseling yang efektif, keterlibatan antara konselor dan konseli harus berkembang. Adapun prinsip kerangka proses belajar yang terjadi sebagai hasil dari hubungan antara konselor dan konseli.

  1. Terapi realitas berlandaskan hubungan atau keterlibatan pribadi antara konselor dan konseli
  2. Perencaan adalah hal yang esensial dalam konseling realitas
  3. Komitmen adalah kunci utama dalam konseling realitas
  4. Konseling realitas tidak menerima dalih

 

J.         Proses dan Teknik-teknik Konseling

        Konseling merupakan tempat yang secara khusus mengajar atau melatih konseli apa yang seharusnya dilakukan dalam hidup-nya.  Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses konseling, yaitu :

1.  Konselor

Ciri-ciri Konselor yang diharapkan dalam konseling realitas :

  1. Konselor adalah seorang yang sudah mampu memenuhi kebutuhan sendiri
  2. Kuat, sabardan tidak terburu-buru
  3. Hangat dan sensitive
  4. Mampu membeberkan perjuangan hidupnya sendiri kepada konseli

2.  Teknik-Teknik dalam Konseling

Teknik-teknik dalam penyelenggaraan konseling antara lain adalah :

  1. Personal, menciptakan suasana yang hangat dan penuh perhatian pada konseli
  2. Lebih menfokuskan pada tingkah laku dari pada perasaan konseli
  3. Menekankan asas kekinian
  4. Mempertimbangkan nilai
  5. Tidak ada maaf. Kalau rencana konseli gagal, ia diajak membuat rencana selanjutnya
  6. Tidak ada hukuman, karena hukuman  memper-kuat failure identity (FI)

 K.      Kekuatan dan Keterbatasan Konseling Realitas

Kekuatan

Karakteristik pendekatan konseling realitas secara khusus menekankan pada akuntabilitas. Aspek lain dari pendekatan konseling realitas yang disokong Corey (1985) termasuk ide-idednya yang tidak menerima alas an dari gagalnya pelaksanaan kontrak dan menghindari hukuman atau menyalahkan

Kelemahan

Di anggap terlalu sederhana dan dangkal. Di akui bahwa kritik pendekatan konseling realitas pada daerah ini. Glasser juga menyetujui bahwa delapan tahap dari pendekatan konseling realitas adalah sederhana dan jelas leebih menekankan pada praktek dan tidak pada materi yang sederhana.

DAFTAR RUJUKAN

Coreld, Gerald. (2007). Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi. Refika Aditama. Bandung

Jones, Richardson Nelson. (2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Komalasari, Gantina, dkk. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Pt. Indeks, Jakarta.

Prayitno. (1998).  Konseling Panca Waskita, PSBK. FIP IKIP Padang

Taufik. 2002. Model-Model Konseling. Padang. BK FIP UNP.

Tinggalkan komentar